Dua keputusan transfer Manchester United dinilai justru merugikan para pemainnya

Gilabola.com – Paul Scholes melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan transfer Manchester United musim panas ini. Ia menilai pihak klub sudah kehilangan akal sehat saat memutuskan melepas Rasmus Hojlund ke Napoli dan mendatangkan Benjamin Sesko. Menurutnya, keputusan tersebut justru merugikan kedua pemain muda tersebut dan memperparah masalah di lini depan.

Dalam podcast The Good, The Bad & The Football, legenda United itu mengaku tak paham dengan cara berpikir manajemen klub. Scholes merasa pihak klub sepertinya akan mengulangi kesalahan yang sama dengan hanya mengandalkan satu penyerang muda sebagai tumpuan utama mereka.

Manchester United mendatangkan Sesko dengan harapan bisa meningkatkan produktivitas lini depan. Namun di saat yang sama, pihak klub meminjamkan Hojlund—yang baru mulai beradaptasi—ke Napoli.

Kepindahan tersebut hanya menyisakan Joshua Zirkzee untuk bersaing dengan Sesko, meski pemain asal Belanda itu belum mendapat kepercayaan penuh dari pelatih Ruben Amorim.

Kini beban besar kembali menimpa pundak Sesko. dia satu-satunya striker utama, seperti halnya Hojlund di dua musim sebelumnya. Scholes menilai situasi tersebut berpotensi menghancurkan kepercayaan diri sang pemain muda.

Mantan gelandang timnas Inggris itu menegaskan, pemain berusia 22 tahun seperti Hojlund dan Sesko tidak boleh menjadi satu-satunya pilihan utama. Ia menilai striker muda butuh waktu bermain bertahap, bukan langsung diberi tanggung jawab penuh.

Scholes mengatakan klub seharusnya memiliki tiga atau empat striker untuk menghadapi musim yang panjang. Ia menilai kebijakan melepas Hojlund dan membeli pemain dengan profil serupa menunjukkan kurangnya perencanaan yang matang. Dalam pandangannya, keputusan tersebut menunjukkan tidak adanya logika yang masuk akal dalam strategi transfer.

Pelajaran dari Era Keemasan Sir Alex Ferguson

Scholes mengingatkan, pada masa Sir Alex Ferguson, United tidak pernah kekurangan opsi di lini depan. Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, tim ini memainkan empat striker papan atas: Andy Cole, Dwight Yorke, Teddy Sheringham, dan Ole Gunnar Solskjaer. Rotasi yang efektif membuat semua pemain tetap tajam dan termotivasi.

Pada era tersebut, Ferguson menggunakan formasi 4-4-2 dan cerdas dalam melakukan pergantian pemain. Scholes yakin pendekatan seperti itu akan menjaga keseimbangan tim tanpa memberikan terlalu banyak tekanan pada satu pemain muda.

Ia pun teringat era keemasan lainnya pada periode 2007-2009, saat United diperkuat trio Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan Carlos Tevez, lalu ditambah Dimitar Berbatov. Kombinasi tersebut memberikan kedalaman skuad yang luar biasa dan membuahkan dua gelar Liga Inggris dan satu trofi Liga Champions.

Menurut Scholes, meski gaya bermain kini berbeda dan United kerap bermain dengan satu striker, namun klub tetap harus memiliki cadangan yang berkualitas. Ia menegaskan, dengan hanya memiliki dua penyerang muda, Amorim akan kesulitan menjaga kestabilan performa tim sepanjang musim.

Dalam berita lain, sebuah jajak pendapat menempatkan Benjamin Sesko sebagai rekrutan terburuk musim panas ini. Namun, sejumlah pengamat menilai penilaian tersebut mencerminkan kesalahan strategis klub ketimbang kegagalan sang pemain.

Sementara itu, laporan dari dalam klub menunjukkan bahwa masa depan Kobbie Mainoo juga tidak pasti, dengan rumor kepindahannya pada bulan Januari semakin kuat. Situasi tersebut menambah daftar kekhawatiran Scholes terhadap arah perkembangan skuad Manchester United di bawah manajemen saat ini.